Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kata Pakar Geologi Soal Penyebab Banjir Bandang di Masamba

Reporter

image-gnews
Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu, 15 Juli 2020. Sebanyak 223 unit rumah parah akibat banjir bandang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. ANTARA/Abriawan Abhe
Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masammba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu, 15 Juli 2020. Sebanyak 223 unit rumah parah akibat banjir bandang menerjang sejumlah kecamatan di Kabupaten Luwu Utara. ANTARA/Abriawan Abhe
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Studi Kebencanaan Universitas Hasanuddin telah melakukan kajian tentang daerah Masamba dan sekitarnya di Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel) dan menyimpulkan daerah yang berpotensi bencana itu, akibat pembentukannya dari erosi dan sedimentasi sekitar ribuan tahun.

Kepala Pusat Studi Kebencanaan Unhas dan Pakar Petrologi dan Geologi Prof Dr Eng Adi Maulana ST MPhil, di Makassar, Jumat 17 Juli 2020, mengatakan potensi bencana banjir bandang di seluruh daerah di Sulsel sejak 2019 sudah ditunjukkan pada Journal of Physic. Salah satu daerah yang berpotensi banjir dengan tingkat risiko tinggi adalah daerah Luwu Utara, khususnya daerah Masamba dan sekitarnya.

Daerah Masamba dan sekitarnya merupakan daerah pedataran yang sangat luas, terbentuk dari proses erosi dan sedimentasi selama ribuan, bahkan jutaan tahun. Menempati luas areal sekitar 50 km x 30 km, pedataran ini disusun oleh material alluvial, dengan sumber dari batuan berupa material-material yang berasal dari pegunungan di bagian utara, timur dan baratnya.

Sedangkan di bagian utara dan baratnya, lanjut Adi, terdapat pegunungan yang disusun oleh Formasi Kambuno, berupa batuan dengan komposisi granitik sampai dengan dioritik, sementara pada bagian timurnya disusun oleh pegunungan dengan komposisi batuan metamorfik dari Kompleks Pompangeo.

Menurut dia, kondisi morfologi daerah ini bagaikan cekungan kecil yang diapit oleh pegunungan di bagian utara, timur dan barat, dan dibatasi oleh Teluk Bone di bagian selatannya.

Terdapat setidaknya 3 sungai besar dan beberapa sungai kecil yang mengalir memotong daerah pedataran luas ini dari utara ke selatan. Sungai-sungai ini terbentuk oleh akibat patahan-patahan atau sesar sekitar Pliosen atau 2 juta tahun yang lalu.

Patahan-patahan ini terjadi akibat proses tektonik pembentukan Pulau Sulawesi. Sejalan dengan waktu, patahan-patahan tersebut membentuk aliran sungai.

Pada daerah hulu, proses pelapukan sangat intens terjadi, dibuktikan dengan tebalnya soil atau tanah tutupan yang mencapai 5-7 meter.

"Hasil penelitian yang dilakukan oleh Unhas menemukan ketebalan soil bisa mencapai 8 meter di titik tertentu. Banyaknya aktivitas pembukaan lahan-lahan untuk perkebunan dan permukiman yang tidak terkontrol di wilayah pegunungan atau hulu sungai menyebabkan terjadi proses erosi yang sangat signifikan," ujar Adi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akibatnya, lanjut dia, terjadi proses sedimentasi pada sungai yang tinggi. Kondisi ini menyebabkan kondisi sungai secara umum terganggu.

Pembukaan lahan menyebabkan tanah menjadi rentan terhadap erosi permukaan, dan menyebabkan berkurangnya vegetasi. Akibatnya tanah di bagian hulu menjadi jenuh dan tidak mampu lagi untuk menyerap air hujan dengan baik (presipitasi menjadi semakin berkurang).

Terbukanya lahan juga menyebabkan proses erosi semakin tinggi dan menghasilkan tumpukan material sedimen yang semakin besar mengisi saluran sungai dan terendapkan pada dasar sungai, menjadikan kapasitas atau volume sungai menjadi berkurang atau terjadi pendangkalan.

"Kondisi ini menyebabkan ketika terjadi hujan deras dalam waktu yang singkat, maka banjir akan terjadi. Banjir terjadi dengan cepat atau yang sering disebut dengan banjir bandang," katanya pula.

Berkaitan dengan hal tersebut, penanganan banjir di daerah ini memerlukan sinergi dari semua stakeholder, terutama dinas teknis terkait. Tanpa adanya sinergi, akan sangat sulit mengatasi banjir yang ke depannya akan semakin sering terjadi, ujar dia mengingatkan pula.

Ia menyatakan, semakin ekstremnya curah hujan akibat perubahan musim global, ditambah dengan alih fungsi lahan yang semakin tidak terkontrol mengakibatkan kejadian banjir bandang akan terus bisa terjadi semakin sering dengan intensitas makin besar.

"Kerja keras dan kerja cerdas semua pihak tanpa ada yang saling menyalahkan. Semua pihak, baik provinsi maupun kabupaten yang didukung oleh pemerintah pusat didukung oleh masyarakat, diharapkan dapat saling bekerjasama untuk mengatasi bencana ini. Jika tidak, maka kejadian akan terus berulang," kata Adi Maulana.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pohon Tumbang dan Banjir Bikin Jalan Margonda Depok Macet Total

15 jam lalu

Petugas mengevakuasi pohon tumbang di Jalan Margonda Depok, Sabtu malam, 1 Juni 2024. Foto : Istimewa
Pohon Tumbang dan Banjir Bikin Jalan Margonda Depok Macet Total

Dampak genangan dan pohon tumbang itu membuat lalu lintas dari Depok menuju Jakarta mengalami kemacetan.


18 Tahun Bencana Lumpur Lapindo, Bagaimana Penyelesaian PT Lapindo Brantas?

3 hari lalu

Sebuah eskavator melakukan pengerukan untuk menguatkan tanggul Lumpur Lapindo di titik 21, desa Siring, Porong, Sidoarjo, 3 Desember 2014. Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menetapkan status Siaga 1 luapan lumpur Lapindo.TEMPO/Fully Syafi
18 Tahun Bencana Lumpur Lapindo, Bagaimana Penyelesaian PT Lapindo Brantas?

Sudah 18 tahun peristiwa luapan lumpur Lapindo di daerah Sidoarjo. PT Lapindo Brantas harus bertanggung jawab terhadap kelalaiannya.


Hilirisasi Nikel Dikeluhkan Berdaya Rusak di Maluku Utara, dari Deforestasi sampai Represi

4 hari lalu

Tambang nikel PT Aneka Tambang di Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara, September 2018.
Hilirisasi Nikel Dikeluhkan Berdaya Rusak di Maluku Utara, dari Deforestasi sampai Represi

Laporan yang dirilis Forum Studi Halmahera, Trend Asia, dan YLBHI menyebut hilirisasi nikel dibayar masyarakat Maluku Utara dengan harga sangat mahal


Banjir dan Longsor di Ogan Komering Ulu, Listrik Masih Mati Total dan Jaringan Komunikasi Putus

4 hari lalu

Banjir melanda Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu), Provinsi Sumatera Selatan pada Jumat (16/2). (ANTARA/Edo Purmana/24)
Banjir dan Longsor di Ogan Komering Ulu, Listrik Masih Mati Total dan Jaringan Komunikasi Putus

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Area Lumut Balai membeberkan bagaimana kondisi terkini di OKU usai banjir dan tanah longsor.


KKP Gandeng UNHAS Perkuat Pengelolaan Ruang Laut

4 hari lalu

KKP Gandeng UNHAS Perkuat Pengelolaan Ruang Laut

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Universitas Hasanuddin sepakat kembangkan penguatan sumber daya manusia (SDM) dan pengelolaan sumber daya pesisir dan laut di Wilayah Kerja Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar.


BNPB Buat Modifikasi Cuaca Atasi Banjir Bandang di Sumatera Barat

5 hari lalu

Sebuah mobil yang terdampak banjir bandang di Nagari Bukik Batabuah, Agam, Sumatera Barat, Minggu, 12 Mei 2024. Banjir bandang akibat meluapnya aliran air lahar dingin Gunung Marapi serta hujan deras di daerah itu mengakibatkan 18 tewas, sejumlah rumah rusak dan ratusan warga diungsikan. ANTARA/Iggoy El Fitra
BNPB Buat Modifikasi Cuaca Atasi Banjir Bandang di Sumatera Barat

Bagaimana cara BNPB buat modifikasi cuaca untuk mengatasi banjir bandang di Sumatera Barat?


Mentan Serahkan Bantuan Pertanian untuk Korban Banjir Sulsel

5 hari lalu

Mentan Serahkan Bantuan Pertanian untuk Korban Banjir Sulsel

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman lakukan kunjungan kerja ke Kompleks Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk menyerahkan paket bantuan pertanian pasca-banjir.


Shah Rukh Khan Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Heatstroke di India, Apa Bahaya Cuaca Ekstrem?

6 hari lalu

Shah Rukh Khan menyapa penggemarnya saat Idul Fitri. (Foto/Yogen Shah)
Shah Rukh Khan Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Heatstroke di India, Apa Bahaya Cuaca Ekstrem?

Cuaca ekstrem dapat membahayakan setiap orang, termasuk Shah Rukh Khan yang telah membaik usai mendapat perawatan medis.


Banjir Akibat Sungai Cisadane Meluap dan Rob Rendam 1070 Rumah di Teluk Naga Tangerang

7 hari lalu

Ilustrasi Banjir/TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Banjir Akibat Sungai Cisadane Meluap dan Rob Rendam 1070 Rumah di Teluk Naga Tangerang

Sungai Cisadane meluap hingga menyebabkan banjir yang menggenangi 1.070 rumah di empat kampung di Desa Tanjung Burung


Ratusan Warga Pesona Serpong Terdampak Banjir Luapan Sungai Cisadane, BPBD Distribusikan 300 Paket Bantuan

8 hari lalu

Ratusan rumah di Pesona Serpong terendam banjir luapan Sungai Cisadane, Sabtu 25 Mei 2024.  (TEMPO/Muhammad Iqbal)
Ratusan Warga Pesona Serpong Terdampak Banjir Luapan Sungai Cisadane, BPBD Distribusikan 300 Paket Bantuan

Banjir yang menggenangi perumahan Persona Serpong, Tangsel, sempat mencapai ketinggian 80 cm, namun kini sudah surut.