Senin, 24 Oktober 2011

Tari Dayak ala Salamrejo




BLITAR – Memperingati hari jadi ke-139, Desa Salamrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, menggelar pawai seni Tari Dayak. Yakni, seni tari asli dari desa itu sendiri. Keunikan dari tarian ini, peserta mengenakan pakaian nyleneh, seperti raksasa.

Tahun ini merupakan pagelaran seni tari Dayak yang keempat kalinya. Menurut Kepala Desa S. Samidjianto, seni tari ini merupakan peninggalan nenek moyang desa, dimana dulu yang membuka lahan desa dari hutan belantara sekitar tahun 1872. Nah, nenek moyang yang mulai menetap di wilayah yang saat ini diberi nama Salamrejo itu, mereka memiliki kesenian tari tersebut. “Sebagai generasi penerus, sudah selayaknya kami menghidupkan kesenian dari nenek moyang,” jelas Kades Salamrejo, S. Samidjianto.

Lanjut pria 52 tahun ini, setelah lama hampir menghilang, empat tahun terakhir pihak desa dengan dukungan penuh masyarakat, menghidupkan kembali kesenian nenek moyang itu. Dalam tarian itu, ratusan peserta dengan kostum yang nyleneh seperti raksasa dengan berbagai model, berupa rumbai-rumbai, membawa pedang, pentungan, berambut gimbal, dan rata-rata tubuh peserta dipoles warna hitam yang menambah seram penampilan mereka. Di antara ratusan para peserta itu, ada beberapa yang mengenakan kostum raja lengkap dengan mahkotanya.

Diceritakan kepala desa, seni tari Dayak ini memang menggambarkan kisah sang raja yang melintasi ratusan prajuritnya. Pada masa lalu, jika sang raja melintas di depan prajurit, mereka harus memberikan hormat dengan cara sujud memberi hormat. Jika tidak, tentu para prajurit itu akan mendapatkan amarah dari sang raja. Gambaran itu juga terlihat kemarin, saat peserta pawai hari jadi itu berhenti di salah satu lapangan di Desa Salamrejo. Sang raja yang marah memberikan hukuman kepada prajuritnya (peserta lain,Red) yang tetap berdiri dan bersorak, ketika sang raja melintas. Peserta yang memerankan raja langsung mengayunkan petungan yang dipanggulnya ke arah prajurit hingga para prajurit itu berjongkok memberi hormat.

Dalam pawai yang menelusuri jalan Desa Salamrejo dan Desa Sumberkembar (23/10), itu juga diikuti oleh rombongan tari Madura, potensi desa setempat, dan anak-anak sekolah. Dalam pawai itu melibatkan sekitar 1000 peserta. (ynu/ris)

sumber : Radar Blitar










Tidak ada komentar:

Posting Komentar