Isti Yogiswandani
Isti Yogiswandani Ibu rumah tangga

Peringkat 3 dari 4.718.154 kompasianer, tahun 2023. Suka traveling, dan kuliner.

Selanjutnya

Tutup

RAMADAN Pilihan

Antara Hotel Amaris dan Masjid Kuno Kuncen Madiun

19 April 2023   16:03 Diperbarui: 19 April 2023   16:20 4599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Antara Hotel Amaris dan Masjid Kuno Kuncen Madiun
Masjid Kuno Kuncen merupakan bangunan cagar budaya yang menyimpan sejarah perkembangan Islam di Madiun (dokpri) 

Ramadan berjalan pelan namun pasti.

 Setapak demi setapak keanggunannya membius kita dalam suasana sakral relegius yang menina bobok. 

Pengalaman spiritual mendewasakan kita dalam beragama dan bertoleransi. 

Percikan-percikan keimanan menghias kehidupan. 

Waktu yang terpacu mulai menginjak ujung Ramadan. 

Mudik dan lebaran mulai menghias pembicaraan. 

Yang tidak bisa mudik, atau tetap tinggal di Kota asal tempat tinggal, banyak yang merencanakan staycation. 

Meski tidak mudik, bisa meninggalkan rumah untuk staycation, jadi punya cerita mudik juga. Mudiknya ke hotel. Eh.. 

Menginap di hotel, homestay, atau penginapan tanpa keluar kota. 

Salah satu hotel di Madiun yang bisa dijadikan tempat staycation adalah hotel Amaris. 

Hotel bintang 2 ini, berlokasi di Jl. Kalimantan No.30, Kartoharjo, Kec. Kartoharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63116

Dilansir dari berbagai situs online harga tarif hotel, harga kamar standar di hotel Amaris Madiun berada dalam kisaran 400 ribu rupiah/kamar/malam.

Dari hotel yang terletak di tengah kota Madiun ini, relatif dekat dengan berbagai tempat wisata sejarah maupun tempat wisata yang merupakan ruang publik. 

Untuk menuju Pahlawan Street Centre Madiun hanya butuh waktu 5-10 menit berjalan kaki. Begitu juga untuk menuju alun-alun, dan Bogowonto Food Center,salah satu ikon kuliner Kota Madiun, cuma butuh waktu sekitar 10 menit. Begitu juga ke Sekolah Food Center juga relatif dekat. 

Tapi untuk mencapai monumen kresek yang merupakan monumen peringatan kekejaman  G 30 S/PKI ini butuh waktu sekitar 20-30 menit . 

Salah satu tempat wisata sejarah yang ada di Madiun adalah Masjid Kuno Kuncen. 

Video Amaris hotel dan Masjid, makam Kuno Kuncen bisa disaksikan di reel instagram saya. 


Masjid Kuno Kuncen ini merupakan Masjid tertua setelah Masjid Kuno Taman. 

Bentuk pintu gerbangnya menyerupai bentuk pura. 

Hal ini menunjukkan adanya akulturasi budaya Hindu Jawa dan Islam saat berdirinya Masjid ini. 

Sejarah Masjid Kuno Kuncen

Masjid Kuno Kuncen dijadikan bangunan cagar budaya dan wisata sejarah, karena di kompleks bangunan ini kita bisa menemukan :

1. Sendang dan pohon besar yang berkaitan erat dengan asal usul Nama Madiun

2. Bangunan Masjid dan artefak peninggalan Kerajaan di jaman sebelumnya. 

3. Makam Bupati Madiun yang pertama, Panembahan Ronggo Jumeno atau Pangeran Timur,  Patih Wonosari, dan Bupati Madiun serta Pahlawan pendiri kota Madiun lainnya.

Sejarah nama Madiun. 

Asal-usul Kota Madiun terdapat beberapa versi. 

Versi 1

Pada saat Pangeran Timur memerintah, daerah ini masih bernama Puroboyo

Dikisahkan Ki Sura atau Mpu Umyang yang sedang bersemedi untuk membuat keris. 

Beliau bersemedi untuk membuat keris. Tapi dalam semedinya diganggu oleh gendruwo /hantu (medi) yang berayun-ayun di pohon besar di dekatnya. 

Sehingga tempat itu dinamai mediyun (medi ayun-ayun/ hantu yang berayun-ayun.)

Sedang keris yang dibuat dinamai Keris Tundhung Mediyun. 

Versi 2

Kata Madiun berasal dari kata Mbedi dan ayun-ayunan. 

Mbedi adalah sendang. 

Sedangkan ayun-ayunan adalah perang tanding.
Hal ini karena pada saat itu terjadi perang tanding yang dipimpin Retno Dumilah di sekitar sendang. 

Sehingga mereka menyebutnya Mbediun. Sampai sekarang penyebutan ini masih ada yang menggunakan. 

Versi 3

Berasal dari kata Madya (tengah) dan ayun (depan

Hal ini karena Pangeran Timur adalah adik ipar  Sultan Hadiwijoyo.

Pangeran Timur juga salah satu bangsawan Demak yang sangat di hormati oleh Sultan Hadiwijoyo di Kasultanan Pajang.

Maka pada waktu acara pisowanan beliau selalu duduk sejajar dengan Sultan Hadiwijoyo di Madya ayun (tengah depan)

Sejarah Masjid Kuno Kuncen

Pada tahun 1568 terjadilah sejarah baru di Kesultanan Demak yang berdampak di daerah Madiun dan sekitarnya.

 Jaka Tingkir yang selanjutnya disebut Hadiwijaya, dengan restu para wali menggantikan kedudukan mertuanya Sultan Trenggono sebagai sultan.

Beliau memindahkan pusat pemerintahannya ke Pajang. 

Putra Sultan Trenggono lainnya, yaitu Pangeran Timur, oleh Sunan Bonang yang mewakili para wali diangkat menjadi Bupati Madiun pada tanggal 18 Juli 1568.

Selanjutnya beliau disebut Ki Ageng Panembahan Ronggo Jumeno yang memerintah pada tahun 1568 – 1586.

Pada tahun 1575, pusat pemerintahan dipindah dari Sogaten ke Wonorejo. Selanjutnya beliau membangun masjid di sini sekitar tahun 1575 dan daerahnya disebut Kuncen, yang juga menjadi nama masjid. 

Selanjutnya  Kyai Grubug yang bertanggung jawab mengelola masjid dan Makam juga diserahi tugas sebagai kepala desa Kuncen. 

Kyai Grubug inilah Kyai yang pertama kali menjadi guru di bidang keagamaan, keislaman. 

Pada tahun 1970, masjid Kuno dinamai warga menjadi Masjid Nur Hidayatullah. 

Masjid ini buka 24 jam untuk umum. 

Sehingga suami saya ikut berjamaah ashar saat mengunjungi Masjid ini kemarin. 

Sejak tahun 2006 dilaksanakan kembali tradisi mataraman, yaitu grebeg maulud Nabi Muhamad SAW. 

 Acaranya meliputi kirab gunungan jaler dan gunungan estri. 

Gunungan dinaikkan kereta kuda dari Masjid Kuncen menuju ke Masjid Donopuro Taman.

Bisa juga dari Alun-alun Madiun menuju ke Masjid Taman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

Ramadan Bareng Pakar +Selengkapnya

Krisna Mustikarani
Krisna Mustikarani Profil

Dok, apakah tidur setelah makan sahur dapat berakibat buruk bagi tubuh? apakah alasannya? Kalau iya, berapa jeda yang diperlukan dari makan sahur untuk tidur kembali?

Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon

Bercerita +SELENGKAPNYA

Ketemu di Ramadan

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun