Sukses

6 Fakta Menarik tentang Kupang, dari Kota Toleransi sampai Se’i Sapi

Se'i khas Kupang belakangan naik daun sebagai usaha kuliner di berbagai kota.

Liputan6.com, Jakarta - Kupang merupakan ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Menjadi kota terbesar di Pulau Timor, Kota Kupang dihuni warga beragam suku, antara lain Timor, Sabu, Rote, Flores, Tionghoa, dan para pendatang dari Pulau Jawa.

Nama Kupang diambil dari nama seorang raja, Nai Kopan atau Lai Kopan. Raja tersebut mengatur jalannya pemerintahan di Kota Kupang sebelum Portugis datang ke NTT pada 1436. Saat VOC mulai menduduki Nusa Tenggara Timur, Belanda sering menyebut nama Lai Kopan menjadi Koepan dan dalam bahasa sehari-hari menjadi Kupang.

Kupang dikenal dengan gugusan karangnya yang membuatnya dijuluki ‘City of Coral’. Kota yang memiliki luas 180,27 km persegi itu juga terkenal dengan berbagai wisata alam yang indah, dan kuliner khas yang sayang untuk dilewatkan. Dilansir dari berbagai sumber, berikut enam fakta menarik tentang Kupang.

1. Kota Toleransi

Belum lama ini, Kupang masuk dalam lima besar dari 94 kota di Indonesia yang memiliki skor tertinggi dalam Indeks Kota Toleran (IKT) 2020. Kupang memiliki tujuan untuk memastikan semua umat beragama dapat memiliki hak sama, yaitu beribadah dengan leluasa dan nyaman.

Pemerintah Kupang memberikan perhatian yang penuh bagi upaya pembangunan Kota Kupang menjadi Kota Kasih, yakni Rumah Persaudaraan bagi semua umat beragama. Sebelumnya pada 2019, mereka juga mendapatkan penghargaan dari Kementerian Agama atas perhatiannya terhadap Penyuluh Agama di Kota Kupang.

2. Kota Multietnik

Kupang dikenal sebagai kota yang multietnik, yakni terdiri dari beragam suku seperti Timor, Rote, Sabu, Flores, Alor, Lembata, Tionghoa, dan sebagian kecil suku pendatang dari Ambon, serta beberapa suku bangsa lainnya seperti Bugis, Jawa, dan Bali.

Terlepas dari berbagai keragaman suku bangsa yang ada di Indonesia ini, penduduk Kupang tetap akan menyebut diri mereka sebagai “Beta orang Kupang”. Hal ini sudah menjadi ciri khas masyarakat Kupang.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Diskotek Berjalan

Di Kupang, transportasi umum yang biasa disebut angkot (angkutan perkotaan), disana justru dikenal dengan nama Bemo. Tentunya ini bukan Bemo yang merupakan singkatan dari Becak Motor, kendaraan umum roda tiga yang sudah jarang dijumpai di Indonesia.

Bentuknya sama dengan angkot pada umumnya, tapi Bemo Kupang mirip dengan diskotek berjalan karena tampilannya yang meriah dan selalu full music. Ciri khas lainnya dari Bemo Kupang adalah selalu dirias dengan ciamik, mulai dari namanya, banyak aksesori seperti boneka dan berbagai hiasan kaca, lampu warna-warni hingga stiker.

4. Memiliki Bahasa yang Unik

Kupang memiliki bahasa Melayu, yakni campuran antara satu bahasa dengan bahasa lainnya. Bahasa Melayu yang dimaksud meliputi bahasa daerah seperti di NTT, Ambon, Manado, bahasa Belanda, Portugis, dan lain-lain.

Bahasa Kupang masih berhubungan dengan bahasa Indonesia. Perbedaan yang paling mendasar adalah dengan adanya kata-kata serapan dari bahasa Belanda dan Portugis, contohnya seperti “Lu mo pi mana?” (Kamu mau pergi kemana?), “Sapa lai kalo bukan beta?” (Siapa lagi kalau bukan saya), dan masih banyak lagi.

3 dari 4 halaman

5. Kaya akan Tempat Wisata

Tempat wisata di Kupang didominasi wisata alam yang menarik. Ada Pantai Lasiana yang merupakan pantai paling terkenal di Kota Kupang dan hampir tak pernah sepi pengunjung.

Pantai ini menyajikan pemandangan berupa jajaran pohon lontar dan kelapa. Di pantai ini juga, Anda dapat menjumpai lopo-lopo, yakni bangunan khas Timor.

Ada juga Pulau Kera yang juga punyai pantai yang indah. Tak seperti namanya, tempat ini tidak dihuni oleh kawanan kera. Nama kera berasal dari kata “Kerang” yang karena pengaruh penyebutan nama jadi lebih dikenal dengan sebutan Pulau Kera.

Selain itu, ada Goa Kristal yang terkenal dengan mata air berwarna kebiruan yang tersembunyi di dalam gua. Untuk menuju gua ini, pengunjung harus menyusuri jalan setapak sekitar 300 meter dan menuruni lereng gua sepanjang 20 meter hingga tiba di kolam.

6. Kuliner Se’i Sapi

Salah satu kuliner kekinian yang sedang ramai dibicarakan adalah se'i sapi khas Kupang, NTT. Daging se'i merupakan daging yang dimasak dengan asap dan panas dari pembakaran kayu bersama sambal lu'at yang khas.

Sambal lu'at terbuat dari cabai, jeruk nipis dan daun lu'at. Pelengkap lainnya adalah tumis bunga pepaya atau daun singkong.

Daging se'i diolah secara tradisional dengan cara mengiris memanjang dengan lebar sekitar 2-3cm. Lalu, daging yang sudah disiapkan ditaburi garam dan rempah-rempah kemudian diasap menggunakan kayu kosambi.

Saat proses pengasapan, daging ditutup dengan daun kosambi sehingga aromanya semakin menyerap. Pengasapan ini bisa memerlukan waktu hingga sembilan jam.  (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.